Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku

Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif

Pembangunan kesehatan dengan investasi utama pembangunan sumber daya manusia Indonesia akan memberikan manfaat jangka panjang dan berkelanjutan. Salah satu komponen terpenting dalam pembangunan kesehatan adalah terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat terutama pada periode 1000 HPK. Periode kehamilan hingga anak berusia 2 tahun merupakan kesempatan emas dalam mencetak generasi berkualitas bebas stunting dan masalah gizi lainnya. Intervensi pada periode ini tidak boleh diabaikan, karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang.

Stunting dan masalah gizi lainnya merupakan ancaman besar bagi negara, karena akan berdampak pada menurunnya kualitas sumberdaya manusia ke depannya. Upaya bersama berbagai pemangku kepentingan perlu terus dilakukan sesuai peran dan fungsinya masing-masing dengan mengutamakan komitmen, kampanye, konvergensi program, akses pangan bergizi dan monitoring program. Selanjutnya upaya tersebut perlu bersinergi dengan sistem pangan global, melalui penerapan pola gizi seimbang untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi, kesehatan, pembangunan pertanian dan lingkungan secara terpadu.

Tema Hari Gizi Nasional adalah “Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi” dan pada peringatan tahun 2019 ini mengangkat sub tema “Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif”.

Tujuan peringatan Hari Gizi Nasional ke 59 tahun 2019 adalah :

  1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan;
  2. Meningkatkan komitmen dan kerja sama antara pemerintah baik sektor kesehatan maupun non kesehatan ditingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, serta swasta dalam pembangunan pangan dan gizi untuk mencegah stunting;
  3. Meningkatkan peran media massa dalam kampanye gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan sebagai salah satu upaya penanggulangan stunting.

Kekurangan gizi yang terjadi pada masa janin dan anak usia dini akan berdampak pada perkembangan otak dan rendahnya kemampuan kognitif yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan keberhasilan pendidikan. Selain itu kurang gizi yang dialami pada awal kehidupan juga berdampak pada peningkatan risiko gangguan metabolik yang berujung pada kejadian penyakit tidak menular pada usia dewasa, seperti Diabetes type Il, Stroke, Penyakit Jantung dan lainnya.

Dalam jangka panjang, hal ini akan berdampak pada menurunnya produktivitas yang selanjutnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan di masyarakat.  Karena itu peranan gizi terutama 1000 HPK sangat penting dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Saat ini Indonesia masih dihadapkan pada tantangan berbagai permasalahan gizi, yaitu masih tingginya prevalensi stunting, underweight, wasting dan anemia pada ibu hamil serta semakin meningkatnya obesitas pada dewasa (Riskesdas, 2018). Berbagai masalah gizi tersebut akan mempengaruhi kualitas hidup generasi mendatang dan menjadi beban negara akibat besarnya nilai ekonomi yang harus dikeluarkan sebagai dampak masalah kesehatan yang ditimbulkan. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang menghambat peluang Indonesia untuk menjadi negara maju.

Berbagai permasalahan gizi saat ini baik gizi kurang termasuk stunting dan gizi lebih, terjadi hampir di seluruh strata ekonomi masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa yang mendasari terjadinya masalah gizi tersebut bukan hanya kemiskinan, namun juga kurangnya pengetahuan masyarakat akan pola hidup sehat dan pemenuhan gizi yang optimal. Oleh karena itu upaya intervensi gizi sensitif dari semua sektor terkait perlu ditingkatkan sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dan Inpres 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan penguatan manajemen pelaksanaan intervensi gizi spesifik di Kementerian Kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat melalui percepatan penurunan stunting dan berbagai masalah gizi lainnya. Gerakan ini mengedepankan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi.  Sejalan dengan upaya tersebut, Hari Gizi Nasional (HGN) yang diperingati setiap tanggal 25 Januari merupakan bagian penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi melalui gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan.

Kegiatan Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang bekerjasama dengan Persagi Cabang Surakarta dalam memperingati Hari Gizi Nasional mengadakan kegiatan diantaranya adalah :

  1. Penyuluhan Gizi TBC di Mojosongo bersamaan dengan Deklarasi Kader TBC pada tanggal 27 Januari 2019
  2. Penyuluhan Gizi Seimbang bagi siswa SDN Madyotaman pada tanggal 29 Januari 2019
  3. Kegiatan Jalan Sehat dan Kampanye Gizi bagi masyarakat di Car Free Day akan dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2019.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *