Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes Day diperingati setiap 14 November dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang betapa berbahayanya penyakit diabetes. Hari Diabetes Sedunia pertama kali diusung oleh International Diabetes Foundation (IDF). Serta juga World Health Organization (WHO) pada 1991.
IDF sendiri adalah yayasan kesehatan peduli diabetes yang berasal dari Amsterdam, Belanda. Tujuan peringatan Hari Diabetes Sedunia ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di seluruh dunia akan ancaman dan bahaya diabetes.
Kemudian di 2006, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan Hari Diabetes Sedunia. Yakni, sebagai peringatan resmi yang jatuh pada 14 November setiap tahun.
Tanggal 14 November juga dipilih untuk memperingati hari lahir Sir Frederick Banting. Ia merupakan sosok yang menemukan insulin bersama rekannya Charles Beat pada 1921.
Pada 2007, logo ‘Blue Circle’ diluncurkan sebagai simbol untuk berbagai kampanye Hari Diabetes Sedunia. Sejak saat itu, logo ‘Blue Circle’ tersebut diakui sebagai simbol global Kesadaran Diabetes
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit menahun yang ditandai dengan hasil pemeriksaan kadar gula darah melebihi nilai normal. Nilai normal dari kadar gula darah sewaktu (pasien tidak berpuasa saat dilakukan pengambilan darah) yaitu < 200mg/dl. Sedangkan nilai normal dari kadar gula darah puasa (pasien berpuasa saat dilakukan pengambilan darah) yaitu <126 mg/dl.
DM disebabkan oleh kekurangan hormon insulin yang dihasilkan pankreas, dimana hormon tersebut berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah.
Sebagai salah satu masalah kesehatan yang berbahaya dan banyak ditemukan di tengah masyarakat Indonesia, Diabetes harus mendapatkan penanganan sedini mungkin untuk menghindari berbagai efek yang lebih buruk di kemudian hari.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin adalah dengan mengetahui dan peka terhadap berbagai gejala diabetes melitus yang muncul pada tubuh.
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat sehingga memicu kerusakan pada organ-organ tubuh.
Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Penyebab diabetes tipe 1 masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan penyakit ini terkait dengan faktor genetik dan faktor lingkungan.
Seseorang akan lebih berisiko terkena diabetes tipe 1 jika memiliki faktor risiko berikut:
- Berusia 4–7 tahun atau 10–14 tahun
- Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1
- Menderita penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
- Menderita penyakit autoimun, seperti penyakit Grave, penyakit Hashimoto, dan penyakit Addison
- Mengalami cedera pada pankreas akibat infeksi, tumor, cedera, kecelakaan, atau efek samping setelah operasi besar
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari saja
Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi, yakni sekitar 90–95%. Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin sehingga insulin yang dihasilkan tidak bisa digunakan dengan baik. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah resistensi insulin.
Selain kedua jenis diabetes tersebut, ada jenis diabetes yang biasa terjadi pada ibu hamil, yakni diabetes gestasional. Diabetes jenis ini disebabkan oleh perubahan hormon pada masa kehamilan, tetapi biasanya gula darah penderita akan kembali normal setelah masa persalinan.
Diabetes tipe 2 lebih berisiko terjadi pada seseorang dengan faktor-faktor berikut:
- Berusia lebih dari 45 tahun
- Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2
- Jarang beraktivitas fisik atau berolahraga
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas (Indeks Massa Tubuh > 25)
- Menderita prediabetes (kondisi ketika glukosa dalam darah berada di atas rentang normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes)
- Menderita kolesterol tinggi
- Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)
Ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah mengalami diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.
Pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik.
Gejala Diabetes Melitus
1. Gejala Utama:
A. Intensitas buang air kecil yang cukup sering
B. Cepat merasa lapar
C. Sering merasa haus
2. Gejala Tambahan:
- Berat badan menurun cepat tanpa ada penyebab yang jelas
- Penurunan massa otot
- Kesemutan
- Mudah mengalami infeksi, seperti di gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih
- Luka yang sulit sembuh
- Impotensi pada pria
- Penglihatan yang kabur
- Cepat lelah
- Mudah mengantuk
- Bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) yang menjadi tanda resistensi insulin
Dengan mengetahui berbagai gejala diabetes melitus diatas, diharapkan masyarakat dapat memahami dan bersegera untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat, sesaat setelah mengalami beberapa gejala di atas.
Tetap terapkan perilaku hidup sehat dengan
- Memakan makanan yang bergizi (memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak)
- Berolahraga atau aktivitas fisik ringan minimal 30 menit sehari
- Beristirahat dan tidur yang cukup
- Berhenti merokok
- Menghindari konsumsi minuman beralkohol
- Mengelola stres dengan baik
- rutin melakukan cek gula darah ke fasilitas kesehatan terdekat.