Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin resmi melantik Penny Kusumastuti Lukito sebagai Perencana Ahli Utama di lingkungan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Senin (6/11/2023) selepas mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala BPOM RI sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34/M Tahun 2023 tentang Pemberhentian dari Jabatan Pimpinan Tinggi Utama dan Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Ahli Utama.
Menkes mengapresiasi kinerja Penny selam kurang lebih 7 tahun menjabat Kepala BPOM RI sejak 19 Juli 2016. Menurutnya, di bawah kepemimpinan Penny, selama masa pandemi COVID-19banyak perubahan dan kemajuan dalam regulasi obat serta pengawasan.
“Terima kasih Ibu Penny atas dharma baktinya kepada negara dan bangsa Indonesia,” sebut Menkes, seperti dalam keterangan tertulis, dikutip detikcom Selasa (7/11/2023).
“Saya doakan Tuhan Yang Maha Esa membalas jasa ibu selama ini dan yang penting sebagai Menteri Kesehatan mendoakan Ibu tetap sehat,” lanjut Menkes.
Menkes berharap Penny bisa melanjutkan kariernya di dunia kesehatan dengan melanjutkan ladang pengabdian dalam bentuk yang lain.
“Tularkan pengalaman dan ilmu kita kepada generasi muda agar mereka bisa menjadi pendaki gunung yang lebih baik dari kita,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Penny berbicara soal posisi strategis yang diemban sebagai Kepala BPOM RI tidak lepas dari sejumlah tantangan. Termasuk saat dihadapi dengan conflict of interest serta intervensi politik.
Dalam beberapa kasus di masa pandemi, dirinya kerap ditekan untuk segera menyetujui sejumlah obat dan vaksin yang diklaim ampuh tanpa berbasis science evidence atau bukti ilmiah.
Proses semacam itu diakuinya kerap menyulitkan, tetapi dirinya bersikeras menolak sejumlah usulan perizinan obat yang belum bisa dibuktikan secara riset.
“Memang ada proses komunikasi berat yang kita lewati, tetapi selama kita tetap konsisten tentang sains, basis sains tersebut, sebagai regulator, terbukti kita bisa melewati dan tidak melakukan langkah-langkah yang salah, kalau melakukan langkah pasti ketahuan,” beber Penny saat ditemui detikcom di Auditorium Gedung Merah Putih, BPOM RI, Senin (6/11/2023).
“Kasus-kasus ivermectin, vaksin Nusantara, coba kalau kita setuju, apa yang terjadi? Kalau kita lemah dan menyerah, Indonesia tidak akan bisa di-respect,” sorotnya.