
Stroke adalah salah satu penyakit di bagian saraf yang menyerang pembuluh darah di otak dan merupakan penyebab kecacatan nomer 1 di dunia. Penyakit stroke paling sering menyerang laki-laki dibanding perempuan. Terutama di usia lebih dari 45 tahun keatas. Stroke dibagi menjadi 2 yaitu stroke perdarahan (stroke hemoragik) dan stroke penyumbatan (stroke iskemik). Dimana tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, hingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati saat kondisi inilah menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.
Stroke sendiri masuk dalam kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan dan penanganan yang cepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.
Cara mengetahui stroke atau bukan dapat dilihat dari onsetnya, biasanya kalau penderita stroke onsetnya mendadak terus. Untuk mengetahui stroke pertama kali kita lihat biasanya ada gangguan motorik. Biasanya ada kelemahan pada lengan atau kaki. mulut mencong, gangguan bicara atau bisa juga disertai adanya sakit kepala terlebih dahulu.
Karena otak mempunyai fungsi mengatur seluruh fungsi2 tubuh, maka adanya kerusakan jaringan otak akan berakibat timbulnya gejala-gejala atau terganggunya fungsi-fungsi tubuh, antara lain :
- Gangguan fungsi motorik (kelumpuhan sebagian angota tubuh)
- Gangguan fungsi sensorik ( rasa, panca indera )
- Lumpuhnya saraf kranial (mulut mencong, bicara pelo / cedal)
- Gangguan memory / ingatan, gangguan pengertian
- Sakit kepala, yang lebih berat bisa terjadi penurunan kesadaran, bahkan bisa sampai koma, sampai bisa terjadi kematian.
Penyebab utama dari Stroke itu adalah : Hipertensi ( tekanan darah tinggi ) dan Sklerosis (penebalan dan kekakuan dinding pembuluh darah otak)
Faktor resiko timbulnya stroke antara lain :
A. Yang dapat dikendalikan
- Peyakit Gula ( diabetes)
- Kelebihan kadar lemak / kolesterol dalam darah
- Penyakit jantung
- Penyakit darah
- Kelainan pembuluh darah
- Kekurangan vitamin B dan C
- Kegemukan, perokok, alkoholik
- Pernah stroke ( terulang )
- ketegangan mental / stres
B. Yang tak dapat dikendalikan
- Faktor usia
- Jenis Kelamin
- Ras terentu
- Keturunan / herediter
Stroke sendiri dapat dicegah selain dengan menghindari faktor resiko diatas juga dapat dengan ;
- Batasi makanan yang mengandung gula, lemak, perbanyak sayuran dan buah( dalam pengertian yang lebih luas, gizi harus seimbang antara karbohidrat, lemak, protein, vitamin, cairan).
- Konsultasi dengan ahli gizi sangat dianjurkan .
- Berolahraga secara teratur ( perlu untuk kesehatan jantung )
- Hindari merokok dan alkohol
- Usahakan tidak stres dalam kehidupan.

Namun jika sudah merasakan atau dirasa memiliki gejala mendekati gejala stroke penanganan yang perlu dilakukan ialah :
- Bila mencurigakan munculnya gejala / keluhan yang telah disebutkani segera bawa ke RS yang fasilitasnya cukup lengkap ( laboratorium, alat rontgen, CT scan, ruang ICU, ada dokter setidaknya spesialis saraf, jantung, penyakit dalam, bedah saraf, rehabilitasi ).
- Akan ada penanganan kedaruratan di ruang IGD ( pemeriksaan fisik, lab, foto rontgen dada, CT Scan otak, EKG, infus, obat ). Berikan keterangan yang jelas kepada dokter yang memeriksa tentang riwayat penyakit yang diderita. Jangan menyembunyikan informasi tentang tentang kesehatan pasien.
- Sesuai kondisi pasien, maka akan ditentukan ruang perawatannya apakah cukup di ruang rawat biasa, HCU / ICU, ruang isolasi, atau mungkin malah dianggap cukup berobat jalan.
- Bila harus dirawat di ruang ICU dimana kadang diperlukan alat bantu nafas ( ventilator ), atau perlu operasi pelobangan jalan nafas ( trakeostomi ) sebaiknya keluaga segera menyetujuinya.
- Khusus bila ada perdarahan otak yang cukup besar ( stroke jenis perdarahan ), tindakan operasi buka kepala ( kraniotomi ) oleh dokter bedah saraf perlu segera dilakukan.
- Obat-obatan yang digunakan tergantung dari kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan.
- Rehabilitasi medis, baik secara pasif atau aktif ( biasanya setelah semua kedaruratan dilewati ), bisa berupa fisioterapi, terapi wicara dan okupational terapi.
- Selanjutnya adalah tindakan pencegahan sekunder, yaitu mencegah berulangnya stroke ( seperti tindakan pencegahan tersebut didepan ), serta dengan minum obatt-obatan yang diperlukan.