Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang sering kali tidak terdeteksi sejak awal karena tidak adanya gejala dan keluhan yang spesifik. Biasanya PTM ditemukan dalam tahap lanjut sehingga sulit disembuhkan dan berakhir dengan kecacatan atau kematian dini. Keadaan ini dapat menimbulkan beban pembiayaan yang besar bagi penderita, keluarga maupun negara.

PTM dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti perokok, kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat, konsumsi alkohol serta konsumsi gizi yang tidak seimbang. Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap faktor risiko PTM sangat penting dalam upaya pengendalian PTM. Untuk itu diperlukansuatu wadah pemberdayaan masyarakat yang dikenal dengan nama Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM).

Posbindu PTM adalah wadah peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi dini dan pemantauan terhadap faktor risiko PTM serta tidak lanjutnya berupa konseling dan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Upaya pengembangan program Posbindu PTM terus dilakukan untuk menekan angka kejadian serta pengendalian PTM sehingga kualitas masyarakat dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan.

Posbindu PTM dibedakan menjadi 2 macam, yaitu posbindu umum dan posbindu khusus. Saat ini Kota Surakarta telah memiliki 40 Posbindu Umum yang ada di Kelurahan. Tahun 2018 ini diharapkan semua kelurahantelah memiliki Posbindu PTM di wilayahnya. Untuk Posbindu khusus, saat ini baru ada 3, yaitu Posbindu Khusus Terminal Tirtonadi, Posbindu Khusus SMU Muhammadiyah 1 Surakarta dan Posbindu Khusus Dinas Kesehatan. Diharapkan secara bertahap instansi Pemerintah di Kota Surakarta dapat secara mandiri membentuk Posbindu Khusus.

Pada hari Jum’at tanggal 6 Juli 2018, Posbindu Khusus Dinas Kesehatan melaksanakan kegiatan dengan sasaran semua pegawai Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Kegiatan dilaksanakan dengan metode wawancara faktor risiko PTM, pengukuran tinggi badan, berat badan, tekanan darah, lingkar perut dan Body Fat Analyze, dilanjutkan dengan pemeriksan laboratorium, skrining kesehatan jiwa, skrining indera mata dan konseling.

Pada kegiatan tersebut, dilakukan pemeriksaan terhadap 63 orang terdiri dari 30 orang berusia >40 tahun dan  33 orang dengan usia < 40 tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *